Minggu, 09 Februari 2014

USG GINJAL

USG Ginjal

USG Ginjal

Pengertian USG Ginjal adalah tes non-invasif menggunakan transduser yang memproduksi gelombang suara yang memantul dari ginjal dan mentransmisikan gambar organ pada layar video. Tes ini digunakan untuk menentukan ukuran dan bentuk ginjal, dan untuk mendeteksi massa, batu ginjal, kista, atau obstruksi dan kelainan lainnya. Istilah yang mungkin terkait dengan USG Ginjal :
  • Kista Ginjal
  • Penyakit Ginjal Polikistik
  • Angiografi Ginjal
  • Batu Ginjal
  • Gagal Ginjal Kronis

Gejala Ginjal Bermasalah


Gejala penyakit ginjal/Gejala Ginjal Bermasalah untuk tiap orang berbeda dan tidak spesifik, bisa hanya terasa seperti panas di daerah pinggang, nyeri pinggang atau susah kencing, bahkan banyak yang tanpa gejala sama sekali. Cara mengetahui yang akurat sebetulnya mudah : periksa darah (ureum & kreatinin) dan air kencing (urine rutin) di laboratorium. Hasil lab bisa mengindikasikan seberapa baik/buruk fungsi ginjal kita. Banyak minum air putih, beraktivitas (olahraga), tidak duduk terlalu lama bisa menolong untuk menghindarkan gangguan ginjal. Bila diketahui penyakit ginjal masih dalam tahap awal/dini, pengobatannya masih relatif mudah. Hati2 dengan konsumsi obat2an sembarangan atau jamu, karena mungkin obat2an itu akan memperberat kerja ginjal. Jadi sebaiknya obat apapun yang akan dikonsumsi (terutama bagi orang dengan penyakit ginjal) sebaiknya dikonsultasikan ke dokter
Berikut ini merupakan tanda-tanda awal dari penyakit saluran kemih dan ginjal. Yang perlu diperhatikan adalah enam tanda awal, yaitu:
1. sakit pinggang
2. sakit atau susah kalau kencing
3. kencing bercampur darah /nanah
4. sering kencing, terutama diwaktu malam hari
5. bengkak dikelopak mata, tangan atau kaki (terutama pada anak)
6. tekanan darah tinggi
Sakit pinggang dapat berasal dari ginjal atau saluran kemih atas. Intensitas dan macamnya berbeda tergantung dari sebabnya; misalnya kalau terdapat batu diginjal mungkin hanya dirasakan “tidak enak” atau “rasa kemeng” dipinggang. Perlu diperhatikan bahwa kalau keluhan tersebut dirasakan selalu disatu sisi, kemungkinan ada kelainan diginjal besar sekali; sakit kedua pinggang, apalagi kalau makin sakit kalau tubuh dibungkukkan, kebanyakan sebabnya bukan dari ginjal, tetapi dari otot atau tulang belakang.
Sakit yang paling menyebabkan penderitaan adalah kolik ginjal/ureter; sifatnya adalah berkala diselingi fase tanpa sakit. Kalau datang serangan penderita sangat kesakitan yang dapat disertai mual dan tumpah, misalnya paling sering terjadi kalau ada batu kecil disaluran kemih (ureter).
Kelainan dikandung kemih akan menyebabkan rasa tidak enak didaerah perut tengah bawah (suprapubik). Disamping itu dapat juga terjadi penderita sulit kencing atau kalau kencing menetes atau segera ingin kencing lagi.
Sering kencing, terutama diwaktu malam, dapat merupakan tanda awal dari sakit ginjal. Atau sering minum di waktu malam hari. Disarankan untuk minum sebanyak 2L/harinya mulai bangun tidur sampai makan malam, sesudah itu jangan minum lagi.
Pada umumnya wanita kencing rata-rata 3x atau 4x dan pria sekitar 5x atau 6x tiap harinya. Bangun tidur tiap malam untuk kencing 2-3x adalah tidak normal, kecuali kalau minumnya berlebihan atau setiap habis kencing minum lagi (yang merupakan kebiasaan pada beberapa orang). Sering kencing akan terjadi bila volume kandung kemih berkurang misalnya karena infeksi, tumor atau tertekan pada wanita hamil. Pada orang sehat dapat timbul dalam keadaan “stress” karena ketakutan atau rasa jemu. Yang perlu diperhatikan juga adalah jumlah air kemih selama 24 jam; kalau melebihi 3 liter/24 jam merupakan tanda ada sesuatu yang tidak normal.
Kencing darah hampir pasti menunjukkan adanya perdarahan di ginjal atau sepanjang saluran kemih. Tergantung dari banyak perdarahan yang terjadi, darah dalam urin dapat dilihat langsung (disebut “gross hematuria”) kalau jumlahnya banyak, dan kalau jumlahnya sedikit baru dapat diketahui dengan pemeriksaan mikroskop.
Asal perdarahan dapat dari ginjal (kalau dimisalkan sungai dari hulunya), sepanjang saluran kemih (sepanjang aliran sungai) atau dari ujung saluran (muara sungai) dan adalah tugas dokter untuk menentukan asal dan sebab perdarahan tersebut.
Bengkak disekitar kelopak dua mata merupakan tanda khusus sakit ginjal, terutama pada anak-anak; begitu pula bengkak dikedua tangan atau kaki dapat merupakan tanda awal sakit ginjal.
Tanda awal sakit ginjal terakhir yaitu tekanan darah tinggi merupakan problematik tersendiri oleh karena belum ada kesatuan pendapat tentang peranan ginjal dalam patogenesis dari hipertensi pada umumnya; peranan ginjal yang nyata adalah pada apa yang disebut “hipertensi renal”.
Dari keenam tanda awal sakit ginjal tersebut, keluhan tentang kelainan kencing merupakan petunjuk utama buat dokter untuk mencurigai kemungkinan sakit ginjal/saluran kemih. Tambahan pemeriksaan air kemih secara laboratorik sangat membantu dokter untuk membuat diagnosis penyakit penderita


DSA


Apa itu “Brain Washing” dan DSA otak ?





Sebutan “Brain Washing” akhir-akhir ini menjadi pembicaraan yang menarik selain di kalangan masyarakat umum tetapi juga di kalangan medis atau spesialis kedokteran.
Dalam bidang medis yang dimaksud “Brain Washing” adalah hampir sama dengan istilah DSA (Digital Substraction Angiography) otak. Jadi penamaan “Brain Washing” sebetulnya kurang begitu tepat untuk istilah kedokteran. Secara umum kita tahu istilah “Brain Washing” atau cuci otak hanya dipakai dalam dunia spionase maksudnya agar sandera dapat menerima dokrin yang ingin di-“jejal”-kan ke dalam pikirannya.
Pada tulisan ini kami akan menjelaskan apa itu DSA otak dan juga manfaat DSA otak. Pemeriksaan ini dikerjakan dengan menggunakan pesawat angiografi radiologi, sehingga harus dikerjakan oleh spesialis radiologi yang memang sudah mengerti betul tentang proteksi radiasi untuk keamanan pasien. Pesawat angiografi menggunakan sinar-x secara “real time atau continue” untuk memantau pembuluh darah yang diperiksa setelah disuntikkan kontras, sehingga pembuluh darah akan terlihat dari fase arteri, fase jaringan sampai fase vena.
Tujuan DSA otak adalah untuk melihat kelainan pembuluh darah di otak seperti aneurisma (pelebaran pembuluh darah), AVM (Artery Venous Malformation), stenosis (penyempitan), AVF (Artery Venous Fistule) dan tumor yang banyak mengandung pembuluh darah (meningioma). Selain menentukan kelainan pembuluh darah, pemeriksaan DSA otak dapat dilanjutkan dengan pengobatan kelainan-kelainan tersebut. Pengobatan aneurisma dengan “coiling”, AVM dengan embolisasi mengunakan “glue”, stenosis akan dilebarkan dengan “balloon”, serta embolisasi AVF dan meningioma.
Pemeriksaan awal yang diperlukan untuk DSA otak adalah MRI, MRA (Magnetic Resonance Angiography) dan MRV (Magnetic Resonance Venography). Dari pemeriksaan ini kita dapat mengetahui kelainan pembuluh darah dan risiko sebelum terjadinya stroke. Apabila ditemukan kelainan yang mencurigakan maka akan dilanjutkan dengan DSA otak.
Detail pembuluh darah otak serta dapat mengatasi kelainan yang ada dapat dilihat dengan pemeriksaan DSA otak. Keadaan sakit kepala yang sulit diobati atau menahun, tinnitus dan hipertensi yang disebabkan penyempitan pembuluh vena otak dapat diketahui penyebabnya dan dilanjutkan dengan pengobatan melalui pemeriksaan DSA otak.
Idiopathic Intracranial Hypertension (IIH) adalah keadaan hipertensi (kenaikan tensi darah) yang disebabkan penyempitan pembuluh darah  vena di otak. Pengobatan dengan memperlebar penyempitan tersebut dinyatakan berhasil mengatasi IIH, seperti yang dilaporkan pada American Journal Neuroradiology, September 2011.



PANORAMIK

TEKNIK PEMERIKSAAN RADIOLOGI PANORAMIC

Posisi Pasien
1. Duduk atau Berdiri dengan punggung tegak
2. Jelaskan kepada pasien bagaimana jalannya pemeriksaan (rotasi pesawat, dll)
3. Tempatkan dagu pasien pada tempat dagu
4. Usahakan tidak ada gerakan pada pasien
Posisi Obyek
1. Atur MSP kepala pasien sejajar dengan garis vertikal yang ada pada tempat dagu
2. Atur IOML sejajar dengan lantai
3. Masukkan bite blok antara gigi seri rahang atas dan bawah
4. Suruh pasien mengatupkan bibir dan letakkan lidahnya berlawanan dengan langit-langit mulut
P A N O R A M I C
Anatomi Gigi
Terdapat dua kelompok gigi yaitu gigi sementara atau gigi sulung dan gigi tetap. Terdapat dua puluh gigi sulung, sepuluh pada setiap rahang. Dari tengah kedua sisi berturut-turut dinamai : 2 insisivus atau gigi seri, 1 kanina atau gigi taring, 2 molar atau geraham.
Gigi tetap lebih banyak yaitu tiga puluh dua, 16 pada setiap rahang. Dari tengah kesamping berturut-turut disebut : 2 insisivus, 1 taring, 2 pemolar (geraham depan), 3 molar (geraham belakang). Gigi tetap menggantikan gigi sementara pada kira-kira umur 6 tahun – umur 12 tahun.
Sebuah gigi memiliki mahkota, leher dan akar. Mahkota gigi menjulang di atas gusi, lehernya dikelilingi gusi dan akarnya berada dibawahnya. Gigi di buat dari bahan yang sangat keras, yaitu dentin. Di dalam pusat stukturnya terdapat rongga pulpa. Pulpa gigi berisi sel jaringan ikat, pembuluh darah dan serabut saraf. Bagian gigi yang menjulang di atas gusi ditutupi email, yang jauh lebih keras dari pada denstin.
PANORAMIC
Panoramic berasal dari kata panorama yang artinya pandangan yang tak terhalang dari berbagai arah untuk melihat suatu bayangan atau obyek.
Radiografi panoramic dapat membuat foto gigi, tanpa terutupi/ overlapping dengan tulang disekitar gigi,contohnya maxilla dan mandibulla
PATOLOGI
  • Cacat bawaan
  • Kelainan pertumbuhan dan perkembangan gigi
  • Karies gigi
  • Infeksi gigi
  • Tumor dan kista pada rongga mulut
  • Trauma
Persipan Alat :
  • Letakkan kaset pada alat panoramic
  • Tempatkan tabung sinar-X dan kaset pada posisi awal
Persiapan Pasien :
  • Lepaskan Bahan-bahan yang dapat mengganggu gambaran radiograf pada bagian kepala dan leher,termasuk gigi palsu
  • Disarankan pasien menggunakan appron selama eksposi
  • Teknik Pemeriksaan :


Posisi Pasien
  • Duduk atau Berdiri dengan punggung tegak
  • Jelaskan kepada pasien bagaimana jalannya pemeriksaan (rotasi pesawat, dll)
  • Tempatkan dagu pasien pada tempat dagu
  • Usahakan tidak ada gerakan pada pasien
Posisi Obyek
  • Atur MSP kepala pasien sejajar dengan garis vertikal yang ada pada tempat dagu
  • Atur IOML sejajar dengan lantai
  • Masukkan bite blok antara gigi seri rahang atas dan bawah
  • Suruh pasien mengatupkan bibir dan letakkan lidahnya berlawanan dengan langit-langit mulut
Gambaran posisi yg benar :
CR : Sinar-X diarahkan kecephalad sesuai dengan struktur anatomi.
SID :  disesuaikan
Kolimator : Kolimasi kecil
Kriteria radiograf :
Tampak seluruh gigi, mandibulla, TMJ, fossa nasal, sinus maxilla, arches zygomatikum, maxilla, coronoid prosesus dan condylus.

- See more at: http://radiologynet.blogspot.com/2013/04/teknik-pemeriksaan-radiologi-panoramic.html#sthash.T93ROX1x.dpuf

KOMPUTER RADIOLOGI

PERKEMBANGAN KOMPUTER DIBIDANG RADIOLOGI


Perkembangan ilmu kesehatan dewasa ini semakin maju, termasuk perkembangan ilmu dibidang radiologi. Radiologi merupakan salah satu penunjang yang dibutuhkan dalam bidang kesehatan untuk dapat menambah keakuratan dalam membaca hasil diagnosa sehingga diagosa akan lebih mudah ditegakan.
Perkembangan dunia IT (Information Technology) berimbas pada perkembangan berbagai macam aspek kehidupan manusia. Salah satu aspek yang terkena efek perkembangan dunia IT adalah kesehatan. Dewasa ini dunia kesehatan modern telah memanfaatkan perkembangan teknologi untuk meningkatkan efisiensi serta efektivitas di dunia kesehatan. Salah satu contoh pengaplikasian dunia IT di dunia kesehatan adalah penggunaan alat-alat kedokteran yang mempergunakan aplikasi komputer, salah satunya adalah CT-Scan (Computerised Tomography Scaner)
Pengertian CT - Scan
·                     Tomography (CT) adalah sinar-x dengan menggunakan teknik tomografi dimana berkas sinar-x menembus bagian tubuh pasien dari berbagai arah (Marthis Prokap and Michael Galanski, 2003 Chapter 1, P : 2)
·                     CT ( Computed Tomography ) merupakan alat diagnostik sinar-x dengan metode tomografi transversal yang akan menghasilkan gambaran irisan melintang dengan hasil tampilan dalam skala algorithma (Grey Scale) (J.Alexander)
Computed Tomography (CT Scan) telah berkembang menjadi sebuah metode pencitraan medis yang sangat diperlukan dalam pemeriksaan radiodiagnostik sehari-hari. Perkembangan CT Scan dimulai pada awal tahun 1970-an dimana pada 1972, Sir Godfrey Newbold Hounsfield dan Ambrose, di London, Inggris berhasil menghasilkan sebuah gambaran klinis pertama CT Scan Kepala. Sejak itulah peralatan Computed Tomography yang merupakan perpaduan peralatan pencitraan sinar X dengan komputer pengolah data sehingga dapat menampilkan potongan melintang (tranversal/axial) bagian tubuh manusia berkembang dengan sangat cepat dan menjadi teknologi imaging yang sangat mengagumkan.
Inovasi dalam perkembangan teknologi CT Scan berkembang bersamaan dengan perkembangan teknologi komputer. Tehnik pemeriksaan CT Scan menjadi sebuah pemeriksaan radiodiagnostik yang bersifat non invasive yang mampu menampilkan gambar bagian dalam tubuh manusia yang tidak terpengaruh oleh super posisi dari struktur anatomi yang berbeda. Hal ini dimungkinkan karena pada teknik pencitraan ini di dapat dari seluruh informasi obyek yang diproyeksikan pada bidang dua dimensi dengan menggunakan teknik algoritma rekontruksi gambar dan diolah dengan bantuan computer. Sehingga dapat diperoleh sebuah gambaran 2 dimensi tanpa kehilangan informasi 3 dimensinya. Tak pelak, tehnik pemeriksaan CT scan pun berkembang menjadi sebuah pemeriksaan radiodiagnostik yang menunjang semua bidang klinik, Neurology (Sistem Syaraf), Oncology, Cardiology dan Vascular (pembuluh darah) serta kasusAcuteCare(Emergency).


Perkembangan ini menjadikan tehnik pemeriksaan CT scan menjadi sebuah kebutuhan pokok untuk dapat dikuasai oleh tenaga radiographer dan dokter ahli radiology.

Perkembangan Teknologi CT Scan
Arah perkembangan teknologi CT Scan pada saat ini lebih diutamakan pada peningkatan kecepatan pencitraan dengan adanya multi detector, peningkatan resolusi gambar, dan pengurangan dosis radiasi yang diterima oleh pasien. Beberapa Vendor berlomba untuk dapat membuat sebuah pesawat CT Scan yang memenuhi ketiga tujuan diatas tadi. Sedangkan pada bidang aplikasinya lebih dipengaruhi oleh teknologi pengolahan citra digital yaitu teknologi software (Komputer) baik dari gambaran 2 dimensi maupun gambaran 3 dimensi. Salah satu perkembangan dari Ct-Scan yaitu MSCT (Multi Slice Computed Tomography).
 MSCT Scan merupakan alat diagnosis radiologi dengan menggunakan komputer untuk mendeteksi suatu gangguan atau kelainan suatu organ tubuh secara detail. MSCT Scan 64 Slices adalah alat diagnostik radiologis canggih yang menggunakan sinar X melalui teknik tomografi dan komputerisasi yang modern. Sinar X menembus tubuh manusia untuk menggambarkan organ dalam tubuh dalam bentuk potongan penampang tipis horizontal.
Sinar tersebut menembus tubuh lalu direkam detektor dalam bentuk data-data digital. Operator yang berada di ruang komputer akan mengolah data tersebut untuk menjadi potongan- potongan organ tubuh.
Pemeriksaan MSCT Scan sangat baik untuk pencitraan pembuluh darah seluruh tubuh, terutama pembuluh darah jantung koroner. Karena itu, ini merupakan alat canggih untuk mendeteksi dini penyakit jantung, stroke, dan kanker. Bahkan di masa depan, kemungkinan besar MSCT Scan semakin digunakan oleh para dokter dan pasien untuk “membongkar” sumber penyakit secara akurat.
Keunggulan MSCT Scan dibanding radiografi konvensional adalah pada daya serap jaringan tubuh sewaktu sinar X menembusnya, sehingga memungkinkan membedakan kepadatan dan spesifikasi berbagai jaringan tubuh.Alat ini bukan hanya untuk melakukan pemeriksaan rutin seperti pemeriksaan kepala, dada, perut, dan leher, tetapi bisa pula untuk memeriksa pembuluh darah berupa CT Angiography dan rekonstruksi gambaran tiga dimensi (3-D).
MSCT dapat memberikan gambaran circulus wilisi, pembuluh darah koroner, carotis, aorta, dan cabang- cabangnya serta arteri perifer. MSCT juga bisa digunakan untuk melakukan pemeriksaan CT virtual colonoscopy dan mampu melakukan pemeriksaan CT perfusi yang berfungsi sebagai deteksi stroke.
Gambar-gambar beresolusi tinggi ini memberikan gambaran akurat akan adanya kelainan pada pembuluh darahnya. Dengan deteksi dini, pasien dapat segera ditangani dengan benar, sehingga dapat mengurangi resiko kecacatan maupun kematian. Inilah manfaat besar dari MSCT Scan.

Referensi :


KANKER

KANKER

 

Karsinoma / keganasan atau yang lebih dikenal dengan kanker merupakan suatu jenis penyakit yang cukup ditakuti di dunia. Penyakit ini tidak pandang bulu. Ia bisa menyerang manusia di semua usia, gender, juga status sosial-ekonomi. Kanker bisa muncul di semua bagian tubuh manusia, seperti payudara, kandungan, otak, mata, paru-paru, usus, ginjal, hati,dll. Sedemikian hebatnya dia sehingga setiap orang cukup ngeri saat mendengar kata kanker. Salah satu penanganan penyakit ini adalah dengan memberikan terapi radiasi, dimana penderita kanker diradiasi secara lokal dengan dosis yang tepat.
          Banyak Penderita kanker yang baru terdiagnosa takut dengan terapi radiasi karena banyaknya informasi yang lebih menakutkan ketimbang manfaat yang diharapkan. Di sini kami ingin berbagi informasi tentang proses / tata laksana terapi radiasi secara umum supaya anda yang disarankan untuk menerima terapi radiasi punya bayangan tentang pemeriksaan/tindakan ini.
          Pada saat awal untuk menerima terapi radiasi, penderita radiasi harus diperiksa darah rutin yang meliputi Hb, leukosit dan trombosit. Ini penting dilakukan karena sel-sel darah sangat sensitif terhadap radiasi sehingga bila hasil darah rutinnya  di bawah normal perlu ditinjau lagi. Untuk melakukan radiasi pada seorang penderita kanker harus dibuat dulu perencanaan terhadap tindakan yang akan diberikan seperti berapa dosis radiasi yang diberikan per hari, berapa total dosis yang diterimakan, juga lokasi yang akan diradiasi, organ -organ vital apa yang harus dilindungi,dll. Ini wajib dilakukan oleh ahli radioterapis untuk menjamin keselamatan penderita kanker .
         Perencanaan radiasi selanjutnya dilakukan oleh ahli fisika kesehatan untuk menentukan distribusi dosis yang paling ideal dalam pemberian radiasi yang akan dilakukan untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Kemudian oleh radiografer ahli dibuatkan proyeksi / simulasi yang tepat pada sang penderita untuk wilayah radiasi atau bagian tubuh yang akan mendapatkan radiasi tersebut. Setelah diperoleh treatment time atau lama waktu penyinaran, baru dilakukan terapi radiasi / penyinaran.
         Proses awal untuk terapi radiasi ini cukup lama, namun untuk selanjutnya akan lebih cepat karena hanya tinggal melakukan penyinaran saja. Dan setiap selesai lima kali penyinaran, penderita dengan terapi radiasi wajib periksa dokter ahli radioterapis dan periksa darah rutin.
         Demikian sedikit informasi tentang proses radioterapi yang jaman dulu dikenal dengan istilah bestral, semoga memberikan manfaat bagi yang masih awam dengan dunia raditerapi.

USG & MAMOGRAFI UNTUK PAYUDARA

Perbedaan USG & Mamografi untuk pemeriksaan payudara

Apakah anda pernah mendengar USG atau Mamografi?

Perama kali mendengar USG dan Mamografi saya langsung mengerutkan kening,  karena istilah ini benar-benar baru buat saya. USG dan Mamografi adalah salah satu test kesehatan untuk memeriksa payudara. 

Sebelumnya diblog ini saya telah bahas mengenai SADARI, pemeriksaan payudara yang bisa kita lakukan sendiri. Nah, sekarang saya mau bercerita mengenai pemeriksaan payudara dengan teknik kedokteran yang lebih cangih. 

Mengapa saya tertarik bercerita disini, karena saya baru saja akan melakukan USG Payudara, karena saya merasa ada sesuatu yang berbeda dengan payudara saya. Akhir-akhir ini saya sering merasa ngilu di daerah payudara dan pada saat saya melakukan SADARI, saya merasa ada yang berbeda, saya merasakan ada seperti benjolan di payudara saya. Saya berencana memeriksakan diri ke dokter, tapi berdasarkan informasi yang saya dapatkan untuk melakukan pemeriksaan biayanya mahal, maka saya sedikit mengurungkan niat itu.

Tak disangka beberapa minggu lalu, teman saya Endah, menginformasikan bahwa salah satu rumah sakit di jakarta sedang melakukan program promosi pemeriksaan kesehatan yaitu di RS Siloam. dengan biaya Rp. 128,000 kita sudah dapat melakukan USG. Dengan segera saya menghubungi call center rumah sakit tersebut. Call Center yang saya telepon menanyakan apakah saya mau melakukan USG ataukan sekaligus dengan mamografi. Karena saya tidak terbiasa dengan istilah tersebut, saya  menanyakannya. Namun, saya tidak mendapatkan  jawaban yang memuaskan, dikarenakan bingung saya mendaftarkan untuk 2 pemeriksaan tersebut. 

Karena penasaran dengan istilah USG dan Mamografi, maka saya browsing dan mencari informasi ke rumah sakit tersebut mengenai USG dan Mamografi.  Setelah membuka-buka website dan brosur rumah sakit mengenai mamografi dan USG, saya baru tahu mengenai perbendaannya yaitu,


menurut wikipedia adalah teknis diagnotik pencintraan menggunakan suara ultra yang digunakan untuk mencitrakan organ internal dan otot, ukuran mereka, struktur dan luka patologi, membuat teknik ini berguna untuk memeriksa organ. 
USG Payudara berguna untuk:
1           Menilai payudara yang sangat padat, sehingga sangat bagus untuk dilakukan pada usia dibawah usia 35 Tahun.
2         Wanita Hamil dan Menyusui
3         Wanita yang memiliki payudara dengan protese (implant)
4         Membedakan tumor di payudara yang padat atau kista (berisi cairan)
5         Memandu dilakukan FNAB (Fine Needle Aspiration Biopsi) pada payudara

MAMOGRAFI (http://id.wikipedia.org/wiki/Mammografi)
  `    Menurut website wikipedia, mamografi adalah proses pemeriksaan payudara manusia menggunakan sinar X dosis rendah (umumnya berkisar 0.7 mSv). 



     Mamografi berguna untuk,  

1           Sebagai pemeriksaan deteksi dini/check up kanker payudara yang belum menunjukkan gejala. Menurut Amrican Cancer Society dan National Cancer Institute menganjurkan untuk melakukan mamografi sekali setahun bagi wanita diatas 40 tahun
2         Sebagai pemeriksaan deteksi kanker payudara yang sudah menunjukkan gejala:
a. Ada benjolan atau penebalan di payudara yang tidak sakit
b. Sakit pada payudara
c. Terjadi lekukan di kulit payudara (seperti kulit jeruk)
d. Perubahan warna atau tekstur kulit payudara
e. Perubahan bentuk payudara
f.  Putting susu tertarik kedalam
g. Putting susu mengeluarkan cairan abnormal.

Perbedaan mendasar lainnya adalah Pemeriksaan payudara dengan USG dan Mamografi disarankan bagi wanita diatas 35 Tahun sedangkan bagi wanita dibawah usia 35 tahun, lebih disarankan untuk melakukan pemeriksaan payudara dengan USG terlebih dahulu. 
setelah mengetahui perbedaannya maka saya berketetapan hati untuk melakukan USG Saja terlebih dahulu. 

Ternyata untuk melakukan USG ataupun Mamografi tidak dapat dilakukan kapan saja, karena waktu yang tepat untuk melakukan USG dan Mamografi adalah, i
·                     Sebaiknya dilakukan dalam keadaan sedang tidak menstruasi 
·                     Bagi wanita usia reproduksi sebaiknya dilakukan pada hari 1 -14 dari siklus haid atau 2 minggu sebelum haid yang akan datang, 
·                     Jangan melakukan mamografi 1 minggu sebelum haid karena pada saat ini payudara agak bengkak dan kadang-kadang ada rasa sakit 
·                     Bagi wanit usai nonproduktif (menopause) dapat dilakukan kapan saja

Sumber : Brosur RS. Siloam dan Internet

Sabtu, 18 Januari 2014

HASIL FOTO RONTGEN PEMBALAP MOTOGP MARCO CIMONCELLI

Hasil Foto Rontgen Cervical Pembalap MotoGP Marco Simoncelli



Ini adalah hasil foto rontgen Marco Simoncelli Foto rontgen cervical ini terlihat tulang cervical dari Marco Simoncelli yang patah. Masih ingat kejadian Marco Simoncelli yang terjatuh dari motor nya saat di Sirkut Internasional  Serpang, Malaysia.Kejadin kecelakan nya pada tangal 23 Oktober 2011 yang memgakibat meninggal nya Rokkie (pembalap muda) Marco simoncelli. Kejadiaa Marco Simoncelli terlibat kecelakaan dengan Collin Edward dan Valentino Rossi, Simoncelli terjatuh di tikungan ke 11di Sirkuit Serpang,malaysia yang tertabrak oleh Collin Edward . Simoncelli hanya berbaring diam di lintasan sirkuit dan langsung dibawa ke pusat medis Sirkut Serpang. Dan  pada pada pukul 16.56 waktu setempat Simoncelli dinyatakan meninggal dunia karena mengalami luka serius 'Trauma serius di kepala,leher dan dada nya.

Jumat, 17 Januari 2014

RADIOTERAPI.....


RADIOTERAPI
Radioterapi atau disebut juga terapi radiasi adalah terapi menggunakan radiasi yang bersumber dari energi radioaktif. Cukup banyak dari penderita kanker yang berobat ke rumah sakit menerima terapi radiasi. Kadang radiasi yang diterima merupakan terapi tunggal, kadang dikombinasikan dengan kemoterapi dan/atau operasi pembedahan. Tidak jarang pula seorang penderita kanker menerima lebih dari satu jenis radiasi.
Terapi radiasi yang juga disebut radioterapi, irradiasi, terapi sinar-x, atau istilah populernya "dibestral" ini bertujuan untuk menghancurkan jaringan kanker. Paling tidak untuk mengurangi ukurannya atau menghilangkan gejala dan gangguan yang menyertainya. Terkadang malah digunakan untuk pencegahan (profilaktik). Radiasi menghancurkan material genetik sel sehingga sel tidak dapat membelah dan tumbuh lagi.
Tidak hanya sel kanker yang hancur oleh radiasi. Sel normal juga. Karena itu dalam terapi radiasi dokter selalu berusaha menghancurkan sel kanker sebanyak mungkin, sambil sebisa mungkin menghindari sel sehat di sekitarnya. Tetapi sekalipun terkena, kebanyakan sel normal dan sehat mampu memulihkan diri dari efek radiasi. Radiasi bisa digunakan untuk mengobati hampir semua jenis tumor padat termasuk kanker otak, payudara, leher rahim, tenggorokan, paru-paru, pankreas, prostat, kulit, dan sebagainya, bahkan juga leukemia dan limfoma. Cara dan dosisnya tergantung banyak hal, antara lain jenis kanker, lokasinya, apakah jaringan di sekitarnya rawan rusak, kesehatan umum dan riwayat medis penderita, apakah penderita menjalani pengobatan lain, dan sebagainya.
Terapi radiasi banyak jenisnya. Secara garis besar terbagi atas radiasi eksternal (menggunakan mesin di luar tubuh), radiasi internal (susuk/implant), serta radiasi sistemik yang mengikuti aliran darah ke seluruh tubuh. Yang paling banyak digunakan adalah radiasi eksternal. Sebagian merupakan perpaduan antara radiasi eksternal dan internal atau sistemik. Kedua jenis radiasi kadang diberikan bergantian, kadang bersamaan.

JENIS-JENIS RADIOTERAPI
Jenis jenis radioterapi ada 3  yaitu :
·         Jenis Radiasi Eksternal
Radiasi jenis ini bisa menghancurkan hampir semua jenis kanker dan bisa dijalani oleh pasien rawat jalan (tidak perlu opname). Juga bisa digunakan untuk menghilangkan nyeri dan gangguan lain yang lazim dialami oleh penderita kanker yang sudah metastase (menyebar).
Kadang diberikan bersamaan dengan operasi/pembedahan, yaitu kalau kankernya belum menyebar tetapi tidak bisa diangkat seluruhnya, atau dikhawatirkan akan tumbuh lagi di sekitarnya. Tindakan dilakukan setelah jaringan utama kanker diangkat, sebelum luka bedah ditutup kembali lokasi bekas kanker diradiasi. Cara yang disebut intraoperative radiation therapy (IORT) ini terutama digunakan pada kanker thyroid, usus, pankreas, dan rahim (termasuk indung telur, leher rahim, mulut rahim, dan sekitarnya).
Radiasi eksternal juga diberikan sebagai pencegahan (prophylactic cranial irradiation, PCI), misalnya pada penderita kanker paru radiasinya diarahkan ke otak supaya sel kanker tidak menjalar ke otak.Terapi radiasi eksternal tidak membuat penderita menjadi radioaktif (memancarkan radiasi ke sekitarnya). Jadi tidak berbahaya bagi orang-orang di sekitarnya.

·         Jenis Radiasi Internal (Brachytherapy)
sumber radiasi berupa susuk/implant berbentuk seperti kabel, pita, kapsul, kateter, atau butiran kecil berisi isotop radioaktif iodine, strontium 89, fosfor, palladium, cesium, iridium, fosfat, atau cobalt, yang ditanamkan tepat di jaringan kanker atau di dekatnya. Cara ini lebih efektif membunuh sel kanker sekaligus memperkecil kerusakan jaringan sehat di sekitar sasaran radiasi.
Radiasi internal sering digunakan untuk mengobati kanker di daerah kepala dan leher, thyroid, prostat, leher rahim, kandungan, payudara, sekitar selangkangan, dan di saluran kencing.Susuk radioaktif ini ada yang ditanam selama beberapa menit saja (dosis tinggi), ada yang selama beberapa hari (dosis rendah), ada juga yang dibiarkan di dalam tubuh tanpa diangkat lagi.
Selama menjalani terapi ini penderita sedikit radioaktif, khususnya di sekitar lokasi susuk, tetapi secara keseluruhan tubuh penderita tidaklah radioaktif. Untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan, penderita perlu menjalani rawat inap dengan beberapa batasan. Misalnya, dirawat di ruang tersendiri. Pendamping boleh melayani penderita, tetapi tidak terus-menerus berada di sisinya. Begitu juga tamu yang bezuk dibatasi waktunya. Wanita hamil dan anak-anak di bawah usia 18 tahun tidak boleh berkunjung. Tetapi setelah implant radioaktif ini diambil lagi, penderita sama sekali tidak radioaktif.

·         Jenis Radiasi Sistemik

Pada radiasi sistemik, bahan radioaktif sebagai sumber radiasi ditelan seperti obat atau disuntikkan, yang kemudian mengikuti aliran darah ke seluruh tubuh. Radiasi ini digunakan untuk mengobati kanker thyroid dan non-Hodgkin’s lymphoma.

Sisa-sisa bahan radioaktif yang tak terpakai keluar dari tubuh melalui air liur, keringat, dan air kencing. Dalam kurun waktu tertentu cairan ini bersifat radioaktif, tetapi sesudahnya tidak lagi. Itu sebabnya penderita yang menjalani radiasi sistemik perlu menjalani rawat inap.

Teknik Radioterapi

Berbagai teknik radiasi terus dikembangkan untuk mendapatkan hasil yang makin optimal. Antara lain:

 

·         Radiasi Tiga Dimensi

Dengan menggunakan alat-alat canggih semacam computed tomography (CT), magnetic resonance imaging (MRI), positron emission tomography (PET), atau single photon emission computed tomography (SPECT), lokasi, ukuran, dan bentuk kanker bisa diketahui dengan pasti. Berdasar data itu, kemudian dirancang suatu pola radiasi yang sesuai, sedemikian rupa sehingga pancaran radiasi bisa mengenai seluruh jaringan kanker tanpa menyentuh sel sehat di sekitarnya. Dengan cara ini radiasi bisa diberikan dalam dosis tinggi. Sering digunakan untuk mengobati kanker prostat, paru-paru, hati, nasofaring, dan beberapa jenis kanker otak.

·         Stereotactic Radiosurgery

Lazim digunakan untuk mengobati kanker otak. Penderita mengenakan alat semacam helm yang bisa memancarkan radiasi dari berbagai arah. Dengan alat ini, dosis dan sasaran radiasi bisa diukur dengan tepat, nyaris tanpa mengganggu jaringan di sekitarnya. Beda dengan bedah otak konvensional, “bedah radiasi” ini tidak sakit, tidak menyebabkan perdarahan, dan tidak mempunyai risiko infeksi.

·         Stereotactic radiotherapy

Prinsipnya mirip dengan stereotactic radiosurgery, tetapi menggunakan alat yang bisa bergerak bebas mengitari tubuh pasien. Dengan demikian bisa digunakan untuk mengobati kanker otak maupun kanker di bagian tubuh yang lain. Bedanya adalah, stereotactic radiotheraphy diberikan dalam dosis kecil beberapa kali sehari untuk mengurangi efek samping.

·         Radioimmunotherapy[

Kini radiasi juga dikombinasikan dengan imunoterapi. Antibodi khusus kanker disuntikkan ke dalam tubuh setelah sebelumnya “ditempeli” materi radioaktif. Di dalam tubuh otomatis antibodi akan mencari zat (antigen) yang diproduksi oleh sel kanker. Setelah ketemu, sel kanker dihancurkan oleh materi radioaktif yang dibawanya.

Cara ini sangat tertarget, mencegah risiko rusaknya sel sehat. Sering digunakan untuk pengobatan non-Hodgkin’s lymphoma, dan sedang dalam tahap uji klinis untuk pengobatan leukemia, kanker usus, kanker hati, paru-paru, otak, prostat, thyroid, payudara, kandungan, dan pankreas.

 

Proses Radioterapi

Terapi radiasi biasanya diberikan setiap hari, lima hari dalam seminggu, selama 6-7 minggu berturut-turut. Tergantung ukuran, lokasi, jenis kanker, kesehatan penderita secara umum, dan pengobatan lain yang diberikan. Tetapi untuk keperluan paliatif (misalnya menghilangkan nyeri pada kanker yang bemetastasis ke tulang), biasanya cukup 2-3 minggu.

Terapi itu sendiri setiap kali hanya berlangsung 1-5 menit. Penderita tidak akan merasakan apa pun selama terapi berjalan, tidak lebih seperti menjalani foto Rontgen (X-ray). Tetapi selama menjalani terapi penderita harus diam, tidak bergerak sama sekali, agar pancaran radiasinya tepat mengenai sasaran. Untuk itu bisa dibuatkan masker atau penyangga agar bagian tubuh yang akan dilakukan radioterapi tidak berubah posisi.

Persiapan

Persiapan radioterapi untuk beberapa bagian tubuh kadang diperlukan semacam topeng/cangkang (shell) untuk membuat bagian tubuh yang akan dilakukan radioterapi tidak bergerak.[1]

 

Efek Samping

Efek samping terapi radiasi tidak selalu muncul, tetapi ada yang mengalaminya, menimbulkan rasa tidak nyaman, bahkan kadang cukup parah. Ada yang merasakan beberapa hari/minggu sejak terapi dimulai (dan menghilang beberapa waktu setelah radiasi dihentikan), ada juga yang efek sampingnya baru muncul beberapa bulan atau beberapa tahun kemudian. Yang begini biasanya bersifat kronik/permanen.
Berbeda dengan kemoterapi yang efeknya mengenai seluruh tubuh, khususnya sel-sel yang membelah dengan cepat, dan relatif sama dari satu orang ke orang lain, efek samping radioterapi berbeda-beda tergantung pada area tubuh yang diterapi. Yang paling umum adalah rasa lemah tak bertenaga, yang biasanya muncul beberapa minggu setelah radioterapi dimulai. Banyak yang menjadi penyebabnya. Bisa karena kurang darah, stres, kurang tidur, nyeri, kurang nafsu makan, atau capai karena setiap hari harus ke rumah sakit. Juga, selama radiasi tubuh membutuhkan banyak energi untuk memulihkan sel-sel sehat yang rusak. Setelah terapi dihentikan, efek ini lambat laun menghilang.

Perawatan Kulit

Efek samping lain yang umum terjadi adalah perubahan kulit pada area yang diterapi. Setelah beberapa kali biasanya kulit tampak merah, gosong, lama-kelamaan mengering dan gatal. Tetapi ada juga yang sebaliknya: kulit menjadi lembap, basah, dan mengalami iritasi/lecet, terutama di lipatan-lipatan tubuh. Segeralah konsultasikan kepada dokter sebelum terjadi infeksi.
Ada beberapa hal yang perlu dilakukan untuk merawat kulit pada area radiasi, yakni:
Kenakan pakaian berbahan katun yang longgar. Hindari pakaian yang menempel ketat. Tanyakan dokter, bolehkah Anda menggunakan sabun, krim, lotion, salep, parfum, bedak, minyak gosok, atau apa pun pada kulit yang terkena radiasi itu. Jenis/merk apa? Jangan menggunakan perekat di area tersebut. Jika perlu memasang perban di sana, mintalah petunjuk dokter atau perawat. Jangan menggaruk, menggosok, atau menyikat kulit di area irradiasi. Gunakan air suam-suam kuku (dan sabun yang lembut, kalau boleh) untuk membasuhnya, kemudian keringkan dengan lembut dan hati-hati. Jangan menempelkan kompres hangat ataupun dingin. Jika di sana ada rambut yang perlu dicukur, gunakan pencukur listrik tanpa lotion ataupun sikat pembersih rambut. Lindungi kulit dari sinar matahari menggunakan payung atau pakaian yang ringan. Jika ingin menggunakan sunscreen/sunblock lotion, tanyakan pada dokter produk apa yang sesuai.
Biasanya efek samping yang terjadi pada kulit akan menghilang beberapa minggu setelah irradiasi dihentikan. Tetapi kadang-kadang warna kulit tetap lebih gelap dibanding sekitarnya, dan lebih sensitif terhadap sinar matahari.

Rambut Rontok

Radioterapi di daerah kepala dapat mengakibatkan rambut rontok sebagian atau seluruhnya. Tetapi setelah terapi selesai rambut akan tumbuh lagi, walau tekstur dan warnanya mungkin sedikit berbeda. Selama periode terapi sebaiknya kenakan topi lebar yang lembut atau kerudung dari bahan katun. Jika ingin mengenakan wig, pastikan bagian tepinya tidak menggesek kulit Anda.

Perawatan Mulut

Radiasi di daerah kepala dan leher kadang membuat gigi mudah keropos. Sebelum terapi dimulai sebaiknya datang ke dokter gigi untuk perawatan mulut dan gigi, begitu juga selama radiasi berjalan. Dokter gigi akan membantu mencegah munculnya efek samping di mulut seperti gigi keropos, sariawan, dan mulut kering. Beberapa hal lain yang dapat Anda lakukan adalah:
Bersihkan gusi dan gigi dengan sikat yang lembut sedikitnya 4x sehari (sesudah makan dan menjelang tidur). Gunakan pasta gigi yang mengandung fluoride tapi tidak mengandung zat-zat yang bersifat abrasif. Jika terbiasa membersihkan gigi dengan benang gigi (dental floss), bersihkan sela-sela gigi dengan hati-hati setiap hari. Larutkan ½ sendok teh garam dan ½ sendok teh baking soda dalam segelas besar air hangat, dan sering-sering berkumur dengannya. Jangan lupa bilas dengan air bersih/tawar. Oleskan fluoride secara teratur menurut petunjuk dokter gigi. Sariawan pada mulut dan tenggorokan biasanya muncul setelah 2-3 minggu radiasi dimulai, dan baru akan menghilang sekitar sebulan setelah radiasi dihentikan. Mungkin juga merasa sulit menelan, selain sakit juga karena ludah mengental menyebabkan mulut terasa kering.
Mintalah obat pada dokter/dokter gigi untuk merangsang produksi ludah dan mengurangi rasa sakit waktu menelan. Sering meneguk air dingin (namun bukan air es) atau mengunyah permen karet akan sangat membantu. Begitu juga makan makanan lunak dan berkuah.Jika memakai gigi Palsu, mungkin perlu dilepas sementara. Karena kadang gusi sedikit bengkak, sehingga gigi palsu terasa tidak nyaman bahkan mungkin melukai gusi dan menyebabkan infeksi.

Radiasi Dada dan Payudara

Radioterapi pada kanker payudara dapat menyebabkan bahu agak sulit digerakkan –mintalah nasihat pada dokter tentang senam ringan yang bisa membuatnya lemas kembali. Efek samping lainnya adalah kulit menjadi sedikit gosong, iritasi, atau bengkak. Jika Anda baru saja menjalani operasi lumpektomi atau mastektomi, selama radiasi sebaiknya tidak usah mengenakan BH. Kalau tidak enak, kenakan BH katun yang lembut tanpa kawat penyangga. 
Efek lain yang sering terjadi pada radiasi di daerah dada adalah sakit saat menelan, batuk, demam, dan sesak napas. Jika batuk berlendir, bisa jadi warna dan tekstur lendirnya berubah, tidak seperti biasanya. Tidak usah panik. Utarakan kepada dokter, yang tahu persis bagaimana mengatasinya.

Mengatasi Efek Samping Radiasi Perut

Terapi radiasi pada daerah perut dapat menyebabkan perut mulas, mual, maupun diare. Jangan minum obat apa pun kecuali dokter yang memberikan. Untuk menghindari mual, makan dengan jarak waktu 1-2 jam sebelum atau setelah radiasi. Tetapi bisa juga rasa mulas, mual, maupun diare itu hanya sekedar karena tegang menghadapi terapi itu. Usahakan bersikap santai saja.
Pada minggu ketiga atau keempat sering muncul diare. Mintalah obat pada dokter, juga nasihat tentang perubahan menu makanan. Beberapa hal berikut juga dapat membantu:
Kurangi makanan berserat seperti sayur-sayuran, buah-buahan, dan biji-bijian. Lebih baik diminum sarinya saja (dijus kemudian disaring), agar tidak kekurangan vitamin dan mineral. Kurangi makanan yang menimbulkan gas, berlemak, atau terlalu berbumbu. Makan sedikit tetapi sering. Perbanyak mengonsumsi cairan bening (air, teh, kaldu, kuah sup, sari buah, dsb), hindari minuman yang mengandung caffeine. Lanjutkan diet itu sampai dua minggu sesudah radioterapi selesai. Kemudian secara bertahap makanlah diet yang wajar seperti semula.Pengaturan diet merupakan hal yang sangat penting bagi penderita yang menjalani radiasi di daerah perut. Untuk menjaga kondisi tubuh dan menggantikan nutrisi yang hilang karena muntah atau diare, upayakan selalu makan makanan padat gizi.